Riset dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan 1 dari 4 remaja di usia ini menderita gangguan kesehatan mental.
Transisi dari remaja menuju ke dewasa – yaitu antara usia 16-24 tahun – merupakan masa di mana seseorang berhadapan dengan banyak tantangan dan pengalaman baru.
Selain mulai memiliki legalitas hukum dan tanggung jawab yang meningkat, remaja di periode ini juga masih mengalami perkembangan biologis, psikologis, dan emosional – bahkan hingga usia 20an.
Kita ingin memudahkan upaya membantu menjaga kesehatan mental remaja. Berikut ini adalah pembahasan beberapa gangguan mental yang secara umum dialami oleh para remaja.
Gangguan Kesehatan Mental yang Kerap Dialami Remaja
1. Gangguan Emosi
Kesehatan mental remaja pertama adalah gangguan emosi. Misalnya, frustasi, mudah marah karena berbagai hal, termasuk patah hati. Kondisi tersebut wajar saja terjadi, apalagi kalau Anda terlalu berat dalam memberikan tekanan.
Mungkin di depan kedua orang tua anak akan terlihat baik-baik saja. Namun anak ternyata hanya menyembunyikan reaksi amarah yang cenderung mengarah ke kekerasan terhadap orang lain maupun diri sendiri.
Ciri utama buah hati mengalami permasalahan di atas adalah prestasinya menurun drastis. Awalnya masuk terus, jadi bolos beberapa hari, selanjutnya berani terhadap tenaga pengajar. Dalam kasus terburuk, remaja mulai melakukan tindak kekerasan seperti penganiayaan fisik ataupun berkelahi dengan orang lain.
2. Gangguan Makan
Kesehatan mental remaja berikutnya adalah gangguan makan. Biasanya lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.
Media lebih sering memuji bentuk tubuh wanita yang langsing dan kurus, sehingga menciptakan standar kecantikkan tertentu. Beberapa remaja dapat membentuk tubuh mereka dengan mudah, namun remaka dengan tipe tubuh yang cenderung lebih besar akan harus berupaya lebih untuk mengecilkan ukuran tubuh mereka.
Ciri yang bisa dilihat cukup mudah yaitu, pola makan mereka berubah. Mereka akan mulai menghindari adanya lemak atau membatasi asupan kalori.
Dalam kasus ringan, gangguan makan ini akan menimbulkan masalah pada pencernaan, dan pada kasus terburuk, anak akan mengembangkan gangguan pola makan yang lebih serius seperti anoreksia yang cenderung mengancam nyawa.
3. Menyakiti Diri Sendiri
Kesehatan mental remaja berikutnya bisa lebih ekstrim daripada dua hal yang sudah disebutkan di atas. Mereka ingin menyendiri, merasa malu, bahkan mencoba melakukan percobaan bunuh diri.
Jika Anda melihat perilaku tersebut tidak ada salahnya mulai dicoba konsultasi ke dokter. Hal ini dapat diakibatkan banyak hal, mulai dari perundungan (bullying) di sekolah, depresi, stres, hingga pelecehan seksual yang disembunyikan.
Bagi orang dewasa, remaja tidak memiliki hal yang dapat membebani pikiran karena tanggung jawab mereka tidak sebesar orang dewasa. Namun justru pemikiran ini yang akan membuat orang tua cenderung merendahkan opini dan permasalahan anak, sehingga akan semakin membebani anak.
Tekanan ini akan semakin berat, terutama jika anak tidak memiliki lingkaran sosial yang dewasa dan sehat. Pada titik tersebut anak remaja akan mengalami krisis kepercayaan diri yang sangat kuat.
Jika terus diabaikan, anak akhirnya akan mengembangkan pengertian bahwa keberadaannya tidak penting. Jika keberadaannya tidak pernah akan dihargai, untuk apa terus menjalaninya?
Tindak melukai diri merupakan tanda bahwa anak membutuhkan bantuan yang lebih serius. Hal ini bukan aib yang harus dikubur dalam-dalam, melainkan harus segera ditangani untuk menyelamatkan anak.
4. Psikosis
Kesehatan mental remaja terakhir adalah psikosi atau atau munculnya halusinasi dan delusi. Kondisi tersebut cukup mengkhawatirkan, karena mampu memberikan dampak negatif terhadap orang disekitar, termasuk orang tuanya.
Ciri untuk mengetahuinya cukup mudah. Saat Anda melihat anak sedang melakukan hal tidak wajar, seperti melupakan hal yang baru terjadi, atau mulai membicarkan suatu kejadian yang sebenarnya tidak pernah terjadi.
Cobalah lakukan konsultasi ke dokter mengenai keluhan itu. Nantinya akan diperiksa dan hasilnya bisa menjadi acuan bagaimana bentuk penanganannya. Psikosis menjadi permasalahan paling utama dan berat dari gangguan mental.
Demikian beberapa gangguan kesehatan mental yang kerap dialami remaja. Usia remaja adalah usia di mana anak mulai mencari jati diri dan mungkin mulai menarik diri sebagai sikap defensif.
Jangan memaksa anak untuk mengungkapkan diri secara langsung. Sebaiknya mulai dengan komunikasi yang pelan dan sabar. Jika tidak berhasil, Anda perlu menghubungi tenaga kesehatan mental profesional agar anak remaja Anda dapat mengembangkan emosi mereka dengan sehat. [AB]