Beberapa waktu lalu, viral soal bayi 54 hari yang meninggal dunia setelah meminum jamu dari campuran daun kecipir dan kencur. Hal ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan anak-anak kita dan menghindari pemberian obat atau ramuan herbal yang tidak sesuai.
Menurut Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS., selaku guru besar pangan dan gizi di Institut Pertanian Bogor (IPB), meski kopi tidak selamanya buruk karena memiliki antioksidan, namun tidak menyarankan kopi diberikan atau diperkenalkan di bawah usia lima tahun. Maka sebaiknya, anak balita cukup berikan susu saja. Hal tersebut dikarenan pencernaan anak kecil masih berkembang. Selain itu membuat gangguan detak gangguan detak jantung bayi, dan jika anak kecanduan saat dewasa nanti mudah terkena hipertensi.
“Jadi kalau anak-anak dari balita sudah minum kopi nanti kecanduan maka kemungkinan tekanan darah meningkat, lama kelamaan saat dewasa nanti mudah terkena hipertensi,” ujarnya dilansir dari laman Fimela.
Selain kopi, herbal seperti jamu juga sebaiknya tidak diberikan pada balita. Hal ini disebabkan belum ada penelitian jika herbal baik untuk bayi.
“Yang sudah teruji saja masih terbatas untuk balita, apalagi masih banyak herbal yang belum diuji klinis baik atau tidak untuk balita,” lanjutnya.
Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) juga menegaskan, ramuan herbal tanpa petunjuk dokter ahli tidak boleh diberikan kepada bayi berumur di bawah enam bulan. Karena, pada usia tersebut bayi semestinya hanya diberikan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif atau susu formula.
Anak-anak ini tidak boleh diberi ramuan herbal dan juga dibatasi dari pemberian obat konvensional, kecuali atas resep atau petunjuk dokter ahli.
“Atas petunjuk dokter ahli, ibu menyusui dibolehkan mengonsumsi beberapa ramuan herbal tertentu dalam takaran yang aman, misalnya empon-empon termasuk kunyit, kencur dan sebagainya serta herbal dalam bentuk sayuran, termasuk kelor, kecipir dan lain-lain,” kata Ketua Umum PDPOTJI, dr Inggrid Tania dilansir dari laman Republika.
Kepala Biro Komunikasi Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengimbau orangtua untuk selalu waspada dan cepat membawa buah hatinya ke fasilitas kesehatan terdekat saat sedang sakit, hal tersebut guna meminimalisir risiko yang tidak diinginkan dari pertolongan pertama yang diberikan.
“Dalam kondisi sakit kita selalu menganjurkan dan mengimbau para orangtua untuk ke puskesmas atau rumah sakit atau tenaga kesehatan,” kata Nadia dilansir dari laman yang sama.
Nadia menekankan, dengan membawa ke fasilitas kesehatan, kondisi anak bisa diketahui secara pasti apakah dalam kondisi sakit yang ringan atau sakit yang berat.
Itulah beberapa alasan mengapa ramuan herbal tidak boleh diberikan kepada bayi. Sebaiknya tetap berkoordinasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum memberikan ramuan herbal apapun kepada anak-anak apalagi balita. Selalu berhati-hati dan waspada dalam memilih obat atau ramuan herbal yang akan digunakan, karena kesehatan anak-anak merupakan hal yang sangat penting.