Akupuntur Ternyata Baik Untuk Motilitas Sperma – Hal ini perlu diketahui oleh semua pria khususnya yang sudah memiliki pasangan. Dimana, motilitas sperma ini merupakan suatu kemampuan bergerak dan juga berenang dari sperma yang dikeluarkan. Pria yang tidak punya motilitas sperma yang baik, spermanya tidak akan bisa bergerak dengan benar. Hal ini kerap disebut sebagai tanda bahwa seorang pria tidak memiliki kesuburan yang baik.
Motilitas sperma dalam kondisi yang buruk biasa disebut dengan asthenozoospermia. Pada kondisi ini, sperma tidak bisa bergerak lincah menuju ke sel telur untuk pembuahan. Perjalanan sperma dari saat keluar dari penis membutuhkan waktu yang lama untuk sampai ke sel telur.
Sperma yang memiliki motilitas yang baik bisa melakukan pergerakan sampai 25 mikrometer per detik. Jika kurang dari itu, maka pria tersebut mengalami gangguan motilitas sperma ini. Masalah motilitas sperma dibagi menjadi motilitas progresif lambat, motilitas non progresif dan juga tidak adanya mobilitas sama sekali. Ketahui informasi mengenai manfaat akupuntur untuk motilitas sperma.
Akupuntur Ternyata Baik Untuk Motilitas Sperma
Para peneliti menemukan bahwa akupunktur mengembalikan motilitas sperma. Eksperimen laboratorium mengukur efek electroacupuncture pada infertilitas dengan menstimulasi acupoint yang terletak di kulit kepala, perut, dan kaki. Para peneliti mengukur “tren peningkatan motilitas dan peningkatan jumlah spermatozoa epididimis motil dalam kelompok H + EA (electroacupuncture).”
Para peneliti mencatat bahwa electroacupuncture meningkatkan “proliferasi sel melalui peningkatan fungsi sel Sertoli.” Sel-sel Sertoli diaktivasi oleh hormon perangsang folikel dan terletak di tubulus seminiferus berbelit-belit, struktur anatomi di testis tempat spermatozoa diproduksi.
Para peneliti mengacaukan spermatogenesis menggunakan model tikus yang diberi perlakuan panas skrotum. Electroacupuncture diterapkan pada GV20 (Baihui), CV4 (Guanyuan), ST36 (Zusanli) dan SP6 (Sanyinjiao) untuk total sepuluh sesi akupunktur. Tujuh puluh sembilan hari setelah perlakuan panas, spermatozoa motil ditemukan pada kelompok perlakuan panas yang menerima electroacupuncture. Tidak ada spermatozoa motil ditemukan pada tikus yang tidak menerima electroacupuncture.
Kelompok electroacupuncture juga menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam sel-sel PCNA-positif dan kadar B inhibin. Selain itu, kelompok electroacupuncture menunjukkan skor Johnsen yang lebih tinggi melalui hari ke-56. Sebagai hasil dari temuan ini, para peneliti menyimpulkan bahwa electroacupuncture “dapat memfasilitasi pemulihan spermatogenesis dan dapat mengembalikan parameter semen normal pada pasien subfertil.”