Amankah terapi bekam dilakukan pada anak dan balita? Bekam merupakan salah satu pengobatan tradisional Cina yang dilakukan menggunakan bantuan cawan kecil atau cangkir yang dipanaskan.
Terapi ini bermanfaat untuk mengeluarkan racun dalam tubuh dan terbukti efektif redakan masalah kesehatan lainnya. Lalu, apakah terapi ini aman dilakukan pada anak-anak dan balita?
Amankah Terapi Bekam Dilakukan Anak?
Bekam merupakan sebuah teknik pengobatan yang menggunakan cawan kecil panas yang ditempelkan pada permukaan kulit. Uap panas yang dihasilkan tersebut membuat kulit menjadi tertarik dan racun dalam tubuh keluar.
Tidak sembarangan cawan tersebut diletakkan di permukaan kulit, seorang terapis bekam harus paham titik akupuntur mana yang berhubungan dengan masalah penyakit yang dialami oleh pasien.
Bekam sendiri dibagi menjadi 2 jenis, yaitu bekam basah dan kering. Bekam basah ditandai dengan adanya sayatan tipis pada kulit sehingga darah kotor dalam tubuh akan keluar.
Sedangkan bekam kering sama sekali tidak menimbulkan luka sayatan dan tidak mengeluarkan darah. Tidak semua orang bisa melakukan terapi bekam, seperti ibu hamil, orang yang memiliki penyakit diabetes dan anak-anak.
Namun, ada juga masyarakat yang melakukan terapi ini pada anak, seperti yang dilakukan oleh orang tua dari anak yang melakukan bekam untuk menghilangkan penyakit biduran.
Sebelumnya anak tersebut sudah biasa dibekam, namun kali ini dia ingin melakukan terapi bekam basah. Untuk kasus biduran, hal ini bisa saja disebabkan karena mengalami keracunan atau adanya alergi.
Jadi, untuk mengeluarkannya, darah kotor yang sudah terkontaminasi harus dikeluarkan. Berdasarkan pengalaman dari orang tua ini, anak tersebut dibekam pada 7 titik saja, yaitu pada titik ginjal, titik utama bekam atau Al Kahil dan titik paru-paru.
Sebelum melakukan bekam, alat yang digunakan haruslah steril dan kondisi permukaan kulit juga steril. Setelah itu, melakukan relaksasi otot selama 10 menit dan pemasangan kop selama 5 menit.
Jika melakukan bekam basah, kulit harus disayat terlebih dahulu menggunakan pisau bisturi ataupun jarum yang steril, darah yang keluar pun cukup banyak dan berwarna coklat kehitaman.
Menurut pengalaman orang tua tersebut, setelah melakukan bekam basah, biduran yang dialami anaknya sudah tidak muncul lagi. Namun, tetap saja hal ini kembali pada masing-masing diri dan juga kepastian dari terapis terkait boleh tidaknya bekam dilakukan pada anak.