Atasi Efek Samping Pengobatan Kaner Payudara Dengan Akupuntur – Salah satu penyakit yang kerap membuat wanita khawatir adalah kanker payurdara. Kanker ini akan terbukuk di jaringan payudara, seperti pada kelenjar yang menghasilkan susu atau di saluran yang menjadi jalur air susu menuju puting payudara. Kanker ini terbentuk ketika sel-sel di payudara tidak tumbuh sesuai dengan mestinya.
Awalnya, kanker ini ukurannya snagat kecil sehingga sulit dideteksi. Ketikas udah membesar baru bisa diraba dan dirasakan dengan tangan. Perlu diingat bahwa belum tentu benjolan di payudara merupakan sebuah kanker. Menurut beberapa pihak, kanker payudara bisa disebabkan oleh menstruasi pada usia terlalu muda dan terlalu tua. Atau memang memiliki anggota keluarga yang menderita kanker juga.
Untuk mengatasi penyakit ini, bisa ditempuh dengan jalur operasi. Akan tetapi, cara ini tetap ada efek sampingnya. Untuk menimimalisir efek samping ini, bisa mencoba terapi akupuntur. Terapi ini dipercaya dapat mengatasi efek samping yang timbul setelah melakukan operasi kanker payudara.
Atasi Efek Samping Pengobatan Kanker Payudara Dengan Akupuntur
Penelitian baru mengungkapkan bahwa akupunktur lebih efektif untuk mengobati hot flash daripada venlafaxine (Effexor) untuk pasien yang menerima perawatan hormon antiestrogen konvensional untuk pengobatan kanker payudara. Departemen Onkologi Radiasi di Rumah Sakit Henry Ford di Detroit, Michigan menerbitkan temuannya dalam Journal of Clinical Oncology. Studi ini mengutip penelitian yang membuktikan keefektifan akupunktur untuk pengobatan hot flash selama menopause dan karenanya menyelidiki efek akupunktur selama perawatan kanker payudara.
Hasil menunjukkan bahwa akupunktur telah berhasil menghilangkan semua kasus hot flashes dan bermanfaat bagi pasien yang menderita depresi mental. Studi ini juga mendokumentasikan bahwa tidak ada efek samping akibat perawatan akupunktur tetapi venlafaxine menyebabkan efek samping termasuk mual, mulut kering, pusing, dan kecemasan. Studi lebih lanjut mendokumentasikan bahwa akupunktur meningkatkan gairah seks, kejernihan mental, dan tingkat energi keseluruhan pada pasien.
Dari kelompok studi 50 pasien, 25 diberikan secara acak 12 minggu akupunktur dan 25 lainnya diberikan 12 minggu venlafaxine. Setelah dua minggu, kelompok venlafaxine terus mengalami hot flash tetapi, seperti kelompok akupunktur, memiliki lebih sedikit depresi mental. Studi ini menyimpulkan bahwa akupunktur “tampaknya setara dengan terapi obat” dan merupakan “pengobatan yang aman, efektif, dan tahan lama.”