Trauma memiliki hubungan yang erat dengan perilaku adiksi terhadap alkohol atau narkoba. Trauma dapat memicu munculnya adiksi karena orang yang mengalaminya sering mencari cara untuk meredakan rasa sakit emosional yang diakibatkan oleh trauma. Alkohol dan narkoba dapat memberikan efek sementara untuk mengatasinya, sehingga orang yang mengalami trauma cenderung menggunakan alkohol atau narkoba sebagai solusi untuk mengatasi perasaan tidak nyaman yang mereka alami.
Trauma dapat menyebabkan perubahan dalam sistem reward di dalam otak, yang meningkatkan kepekaan terhadap berbagai adiksi termasuk kecanduan alkohol dan narkoba. Selain itu, trauma juga dapat menyebabkan perubahan dalam sistem stress di dalam otak, yang meningkatkan risiko untuk mengalami dan menjalani adiksi. Beberapa jenis trauma yang dapat memicu adiksi meliputi trauma seksual, fisik, atau emosional dalam keluarga, peristiwa traumatis seperti perang atau kekerasan, atau trauma akibat dari peristiwa tragis seperti kecelakaan atau kehilangan.
8 Januari lalu, PIKTI menyelenggarakan webinar yang membahas pentingnya pendekatan holistik dalam mengatasi trauma dan adiksi. Dalam webinar tersebut, Dra. Tri Iswardani A., M.Si., Psikolog dari Universitas Indonesia menyampaikan bahwa ada kaitan yang erat antara trauma dan adiksi. Menurutnya, sering kali perilaku kecanduan terhadap narkoba dibarengi dengan gangguan lain seperti depresi, anxiety, dan masih banyak lagi. Dia juga menyatakan bahwa adiksi narkoba sering kali tumpang tindih dengan gangguan mental lainnya, sehingga menyebabkan kondisi yang komorbid.
“Kalau kita ngomong adiksi narkoba, sering kali dia itu tumpang tindih, dia itu on top of gangguan mental yang lain, jadi dia punya gangguan yang lain, dia temen-temenan, dia komorbid dengan depresi, anxiety, dengan PTSD, dengan Borderline personality disorder, jadi dia itu aduk-adukan” ujar Dra. Tri Iswardani A., M.Si., Psikolog dalam webinar tersebut.
Di dalamnya, ia juga menekankan bahwa perlu dilakukan pendekatan secara holistik untuk mengatasi kecanduan, bukan cuman dipulihkan secara fisik tetapi juga secara emosional dan spiritual. Namun, perlu diingat bahwa setiap orang memiliki perjalanan yang berbeda dalam proses pemulihan dan ada tidak ada jalan yang benar atau salah dalam mengatasi masalah ini.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi trauma dan adiksi meliputi terapi, meditasi, dan terapi olahraga. Terapi dapat membantu individu untuk mengatasi perasaan yang terkait dengan trauma dan menemukan cara untuk meredakan stres yang tidak bermanfaat. Meditasi dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengurangi tekanan emosional. Sedangkan terapi olahraga dapat membantu untuk meningkatkan kondisi fisik dan mengurangi tekanan emosional.
Secara umum, penting untuk diingat bahwa adiksi dan trauma merupakan masalah yang kompleks dan memerlukan pendekatan holistik untuk mengatasinya. Dukungan dari keluarga, teman, dan profesional kesehatan mental sangat penting dalam proses pemulihan. Perlu diingat bahwa pemulihan dari adiksi dan trauma memerlukan waktu dan kesabaran, namun dengan dukungan serta pendekatan yang tepat, individu pasti bisa mengatasi masalah tersebut sekaligus mencapai kesejahteraan emosional yang lebih baik.