Jagat maya sempat gempar dengan kabar sakit yang diderita Celine Dion. Gegara penyakit Stiff-person syndrome tersebut, sang diva internasional harus membatalkan konsernya di Eropa pada 2023 mendatang. Penyakit apakah itu? Bagaimana terapi kesehatan tradisional seperti Yang Sheng bisa mengurangi dampaknya?
Mengutip LiveScience, Stiff-person syndrome mempengaruhi sekitar 1 sampai 2 dari 1 juta orang, menurut Johns Hopkins Medicine.
Pusat Informasi Penyakit Genetik dan Langka (GARD) menyatakan kondisi ini mempengaruhi wanita dua kali lebih banyak daripada pria.
Menurut Medical News Today, orang yang mengidap sindrom tersebut mengalami kekakuan otot yang berulang pada tungkai dan batang tubuh serta kejang otot yang terjadi secara spontan atau karena kepekaan yang meningkat terhadap rangsangan.
Sindrom tersebut kemungkinan disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang secara tidak sengaja menyerang sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang.
Sel-sel saraf ini biasanya akan membantu mengendalikan kontraksi otot. Pada pasien, terjadi kekakuan spontan pada batang tubuh dan anggota badan, serta kejang otot yang hebat dan sporadis.
Suara keras, gerakan tiba-tiba, dan tekanan emosional dapat memicu kejang yang terkadang cukup kuat untuk mematahkan tulang ini, menurut GARD.
Terapi Yang Sheng untuk Atasi Kejang Otot
Seperti cara kerja terapi akupuntur namun tanpa jarum, terapi Yang Sheng bisa bermanfaat untuk meredakan kejang otot.
Pakar akupuntur asal Medan, dokter Jimi Wihono menyampaikan, selain untuk mengatasi penyakit, terapi yang menggunakan prinsip getaran ini juga baik bagi orang sehat.
“Salah satu fungsi terapi ini adalah untuk mengencangkan otot,” lanjut dr. Jim. “Jadi alat terapi ini menggunakan listrik untuk menciptakan getaran. Tapi ini bukan terapi listrik, melainkan getaran. Getaran itu lah yang akan menguatkan otot.”
Karena manfaat dalam mengencangkan otot tersebut, dr. Jim mengatakan, pasien yang menderita stroke atau faktor lansia sangat terbantu oleh terapi ini.
“Semakin berusia manusia, otot akan semakin lemah. Makanya orang tua terjatuh, akan mengalami patah tulang. Karena tidak ada otot yang membungkus tulangnya. Kekuatan ototnya tidak ada. Sehingga orang tua, meskipun banyak konsumsi susu atau kalsium, jika terjatuh tetap akan cedera patah tulang.”
Ahli akupuntur yang mengikuti prinsip-prinsip yang lebih tradisional / Cina kuno fokus secara eksklusif pada mengarahkan aliran qi (diucapkan “chee”), atau energi, melalui tubuh.
Praktisi lain menerapkan pengobatan Barat, menggunakan jarum untuk merangsang sistem tubuh. Banyak ahli akupuntur menggunakan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut.
Dalam akupuntur Barat, ada tradisi lama dalam mengobati kejang dan kram otot. Ini sering disebut titik pemicu. Ini adalah penyumbatan di otot yang terasa nyeri saat disentuh.
Seperti akupuntur, Yang Sheng bekerja dengan membuka blokir energi tubuh yang terperangkap (dalam pengobatan Tiongkok ini disebut Qi) melalui sistem tubuh.
Penjelasan ilmiah modern adalah ketika menusuk titik pemicu, ini merangsang sistem saraf untuk melepaskan bahan kimia di otot, sumsum tulang belakang dan otak termasuk endorfin, ensefalin, dan jenis bahan kimia saraf lainnya.
Bahan kimia alami ini memicu pelepasan bahan kimia dan hormon lain serta mengubah rasa sakit. Energi yang ditingkatkan dan keseimbangan biokimia menghasilkan stimulasi tubuh untuk melepaskan ketegangan otot dan meredakan nyeri. [AB]