Selebriti Cut Tari kerap dipuji karena masih awet muda meski berusia 40-an atau jelang menopause. Bagi kaum hawa yang ingin menikmati hal senada, berikut kiat ampuh akupuntur menjaga tubuh sehat meski menopause.
Akupuntur Membantu Tetap Sehat Saat Sudah Menopause
Ada tiga cara akupuntur dapat membantu menopause secara efektif. Bagi banyak wanita, perjalanan melalui menopause dapat dipenuhi dengan berbagai gejala yang dapat berkisar dari tingkat keparahan dari ringan di satu ujung spektrum hingga melemahkan di ujung lainnya.
Transisi menopause berbeda untuk setiap wanita dan perawatan khusus yang ditawarkan oleh akupuntur dapat memberikan manfaat yang signifikan. Meskipun penelitian menguraikan lebih banyak, mari kita lihat hanya tiga manfaat menggunakan akupuntur untuk mengobati gejala menopause.
Kebanyakan orang pada umumnya (bahkan pria) mengasosiasikan hot flashes dengan menopause. Dan hot flashes bisa menjadi salah satu gejala yang paling tidak nyaman. Namun, sebuah studi tahun 2014 menunjukkan terapi alternatif ini bisa menjadi tiket untuk mengurangi keparahan dan frekuensi hot flashes. Artinya, akupuntur membantu orang tetap sehat meski sudah menopause, seperti selebriti Cut Tari.
Hot flashes didefinisikan sebagai rasa panas di seluruh atau sebagian tubuh yang menyebabkan kemerahan pada wajah dan leher, bercak merah pada lengan. Kemudian punggung dan dada, serta berkeringat banyak. Perawatan yang paling umum adalah terapi hormon, tetapi perawatan tersebut telah terbukti meningkatkan risiko stroke, kanker, dan penyakit jantung.
Dalam sebuah penelitian tahun 2016, 209 wanita perimenopause dan pascamenopause berusia 45-60 tahun yang mengalami empat atau lebih gejala vasomotor (seperti hot flashes) per hari direkrut untuk menerima hingga 20 perawatan akupuntur dalam enam bulan pertama.
Para peneliti menyimpulkan bahwa rangkaian perawatan akupuntur “terkait dengan pengurangan gejala vasomotor yang signifikan, dan beberapa ukuran kualitas hidup, dibandingkan tanpa akupuntur, dan bahwa manfaat klinis bertahan setidaknya selama enam bulan setelah akhir pengobatan.”
Banyak wanita menopause juga dapat menderita gangguan mood seperti depresi dan kecemasan. Sebuah studi tahun 2013 menemukan bahwa “akupuntur ‘menjanjikan’ sebagai terapi untuk wanita menopause dengan depresi.” Pencarian Google cepat menemukan bahwa berbagai penelitian menunjukkan bahwa akupuntur dapat memberikan bantuan untuk berbagai gejala tetapi secara signifikan kurang dimanfaatkan dalam praktek klinis saat ini.
Penelitian juga menunjukkan akupuntur sebagai bantuan dalam mengatasi kurang tidur dan insomnia yang berhubungan dengan menopause. Sebuah tinjauan 2015 termasuk 12 studi yang meneliti efektivitas akupuntur untuk gangguan tidur pada wanita pasca-menopause.
Selusin penelitian ini menggunakan berbagai protokol pengobatan, intervensi, dan berbagai jangka waktu. Tetapi para peneliti akhirnya menemukan bahwa 75% peserta melaporkan peningkatan tidur setelah perawatan akupuntur. [EB]