Pain management atau manajemen nyeri adalah kumpulan prosedur medis untuk meredakan atau menghilangkan nyeri. Demikian disampaikan Lucky Anggiat, S.Tr.Ft., M. Physio dalam National PIKTI E-seminar Series 125 :Topic: Healing Touch & EFT for Pain Management, belum lama ini.
Pengajar di Program studi Fisioterapi, Fakultas Vokasi, Universitas Kristen Indonesia tersebut mengawali materi dengan definisi nyeri. “Nyeri adalah suatu tanda yang menyakitkan tubuh yang diungkapkan secara subjektif oleh individu yang mengalaminya. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang bila seorang pernah mengalaminya. Dan terakhir, nyeri dianggap nyata meskipun tidak ada penyebab fisik atau sumber yang dapat didentifikasi,” tutur Lucky.
Dia menjelaskan, terdapat beberapa penyebab nyeri atau pain. “Di antaranya, Trauma/Cedera/ Benturan, Gerakan Berulang, Posisi Statis/Kurang gerak, Otot tertarik, Otot Kontraksi Berlebihan, Suhu Ekstrim, Masalah Psikologis,” ujarnya.
“Tiga yang pertama termasuk Penyebab Nyeri Mekanis (Mekano reseptor) dan Pembuluh darah. Sementara suhu ekstrim termasuk Thermal (Termoreseptor). Dan Masalah Psikologis termasuk kategori Psikosomatis.”
Klasifikasi Nyeri dan Efeknya
Luck melanjutkan, Nyeri sendiri terdiri dari dua klasifikasi: Nyeri Akut dan Nyeri Kronis. “Di mana Nyeri Akut (berlangsung selama 1-3 hari), dengan kondisi pembuluh darah terpusat pada daerah cedera, Bengkak, Takut bergerak, Panas.”
“Sementara Nyeri Kronis (terjadi 3-12 bulan), dengan kondisi otot tidak elastis, Pembuluh darah tidak lancar, Gerak Terbatas,” katanya.
Lucky juga menjelaskan jenis-jenis Nyeri, antara lain: Menjalar (Radikuler), Menyebar (Referred Pain), Psikosomatis (Psikologis) Seluruh Badan, Lokal (Trauma/ Benturan)
Untuk pengukuran intensitas Nyeri, terang Lucky, adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu.
“Cara pengukurannya adalah dengan menilai rasa sakit dengan skala Nyeri, sebagai berikut: 1. Numeric rating scale (NRS); 2. Visual analog scale (VAS); dan 3. Verbal rating scale (VRS),” katanya, seraya menambahkan bahwa intensitas nyeri tersebut diukur sebelum pemberian dan setelah pemberian terapi.
Melansir Halodoc, nyeri dapat muncul sebagai sistem yang melindungi tubuh dari kerusakan jaringan lebih lanjut atau dari aktivitas yang dapat menyebabkan kerusakan tubuh.
Dikutip dari laman UKI, Lucky memiliki berpengalaman dalam keahlian terapi manual dari beberapa pelatihan saat berada di Malaysia. Ia juga dilatih oleh salah satu anggota Korean Academy of Orthopedic Manual Physical Therapy (KAOMPT) yaitu Dr. Hwang Seong Soo, PT., PhD, serta beberapa Fellow American Academy of Orthopedic Manual Physical Therapist (FAAOMPT) dalam satu provider pelatihan internasional yaitu Physical Therapy Advancement Seminars dari Amerika.
Selain peran sebagai dosen di UKI, Lucky juga memberikan pelayanan fisioterapi di sebuah klinik di Jakarta serta klinik di Kampus UKI. [EB]