Ternyata, hal menarik dari terapi akupuntur cukup banyak. Salah satunya adalah pengobatan yang menggunakan jarum tipis khusus. Lalu, adakah hal menarik lainnya dari terapi ini?
Hal Menarik Dari Terapi Akupuntur
Terapi akupuntur adalah salah satu jenis terapi yang sudah ada sejak 4000 sampai 8000 tahun yang lalu.
WHO juga menetapkan ada 43 jenis penyakit yang bisa disembuhkan dengan terapi akupuntur.
Awalnya, terapi akupuntur tersebar ke negara tetangga seperti Jepang dan Korea. Lalu, perkembangan terapi ini semakin meluas.
Di Indonesia sendiri, terapi akupuntur pertama kali hadir di RS Cipto Mangunkusumo. Institusi formal ini juga berperan sebagai pilot proyek penelitian dan pengembangan ilmu akupuntur.
Terapi akupuntur disebut juga sebagai salah satu metode pengobatan yang cukup unik. Mengapa demikian?
Terapi ini berbeda dari pengobatan lainnya. Dalam akupuntur, jarum adalah ciri khas tersendiri yang digunakan sebagai alat pengobatan.
Selain itu, jarum-jarum tersebut berbeda dari jarum biasa yang dipakai saat menjahit maupun hal lainnya. Jarum akupuntur memiliki desain sendiri.
Jarum yang digunakan dalam terapi akupuntur berbentuk ramping dan juga sangat tipis. Hal ini untuk memudahkan penusukan jarum pada kulit dan untuk mencegah timbulnya luka.
Selain itu, jarum-jarum tersebut juga tidak asal ditusukkan pada area kulit. Sang terapis perlu mempelajari dan memahami tentang letak titik akupuntur.
Untuk satu keluhan penyakit, letak titik akupunturnya akan berbeda dari satu jenis penyakit lainnya. Oleh karena itu, terapi ini tidak asal dilakukan.
Prinsip dasar akupuntur berdasatkan teori Yin dan Yang. Teori ini menggambarkan keseimbangan dalam tubuh.
Misteri tentang akupuntur ini mulai dipecahkan oleh salah seorang peneliti dari Korea Utara yang bernama Kim Bong Han.
Kim Bong Han menggunakan pendekatan kedokteran konvensional sejak tahun 1964 untuk meneliti terapi akupuntur.
Di Indonesia sendiri, akupuntur mulai divisualisasikan oleh Dr. Koosnadi Saputra, SpK di tahun 1990 melalui pendekatan kedokteran nuklir.
Dalam penelitiannya itu, Koosnadi menggunakan alat SPECT dan radio isotop untuk melihat jalur meridian akupuntur dalam tubuh.
Dalam ilmu akupuntur juga terdapat 12 jalur meridian utama yang menghubungkan organ tubuh dengan akupuntur itu sendiri.