Virus Zika merupakan infeksi virus yang disebarkan nyamuk Aedes Aegpti yang juga menularkan demam berdarah dan chikungunya. Nyamuk Aedes Aegpti menyebarkan virus Zika dengan cara mengisap virus dari orang yang terinfeksi, kemudian menularkannya ke orang yang sehat.
Virus Zika umum terjadi di daerah tropis di mana banyak ditemukan nyamuk Aedes Aegpti. Virus ini bisa menyerang siapa saja dalam berbagai kalangan usia. Namun, wanita hamil atau siapapun yang tinggal atau bepergian ke daerah yang terdapat infeksi Zika memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi.
Begitu pula orang yang berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi Zika. Meski begitu, kondisi ini dapat ditangani dengan mengurangi faktor-faktor risiko. Diskusikan dengan dokter untuk informasi lebih lanjut.
Dalam kebanyakan kasus orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala sama sekali. Bahkan, menurut Kementerian Kesehatan, hanya 1 dari 5 orang yang terinfeksi menunjukkan gejala virus Zika.
Meskipun kebanyakan orang yang mengalami virus Zika tidak merasakan gejala apapun, namun berikut adalah tanda dan gejala virus Zika yang paling umum terjadi, seperti merasa gatal hampir di semua bagian tubuh, demam, kepala sakit dan pusing, mengalami nyeri sendi dan bengkak pada persendian, nyeri otot, mata menjadi merah, merasa sakit di bagian punggung, nyeri di bagian belakang mata dan muncul bintik-bintik merah di permukaan kulit.
Sejumlah pakar kesehatan melihat adanya banyak kesamaan gejala antara demam berdarah dengan demam Zika. Namun, yang membedakan antara gejala virus Zika dengan penyakit demam berdarah adalah demam yang muncul akibat infeksi virus ini cenderung tidak terlalu tinggi, kadang maksimal hanya pada suhu 38 derajat celcius.
Orang yang tertular penyakit Zika dapat pulih secara total dan gejala membaik dengan sendirinya. Seseorang yang terinfeksi virus ini umumnya akan kembali pulih dalam waktu 7 sampai 12 hari.
Dalam beberapa kasus yang lebih serius, kondisi ini memerlukan penanganan lebih lanjut di rumah sakit karena adanya gangguan saraf dan autoimun pada orang yang terinfeksi virus Zika. Jika ini terjadi, dokter akan melakukan diagnosis lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan laboratorium berupa RT-PCR & tes antibodi.
Apabila Anda mengalami salah satu gejala-gejala seperti yang sudah disebutkan di atas, berikut beberapa hal yang dapat Anda lakukan di rumah untuk meringankan gejala yang timbul, seperti istirahat yang cukup, minum air mineral yang banyak, mengonsumsi obat penghilang rasa sakit.
Penyebab virus zika
Infeksi virus ini pertama kali diidentifikasi pada kawanan monyet di Uganda pada tahun 1947. Pada manusia, virus ini pertama kali ditemukan tahun 1954 di Nigeria.
Kemunculannya sempat mewabah di Afrika, Asia Tenggara, dan Kepulauan Pasifik. Meski begitu, sebagian besar kasus yang terjadi masih berskala kecil dan tidak dianggap sebagai ancaman besar terhadap kesehatan manusia. Namun, persebaran Zika mulai mengancam masyarakat global semenjak mewabah di benua Amerika, terutama Brasil pada tahun 2015.
Nyamuk jenis ini aktif di siang hari yang dapat hidup di dalam atau di luar ruangan. Jika nyamuk Aedes Aegepti mengisap darah orang yang terpapar Zika, nyamuk-nyamuk tersebut dapat menularkan Zika ke orang berikutnya yang mereka hisap darahnya.
Berdasarkan penelitian terbukti bahwa virus Zika dapat disebarkan melalui hubungan seksual dan transfusi darah. Virus Zika juga dapat menular dari ibu ke anak melalui kehamilan.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena virus Zika, yaitu ibu hamil, hubungan seksual tanpa pengaman, dan pergi ke daerah yang terinfeksi.
Pada kasus yang jarang terjadi, virus Zika juga diketahui dapat membuat seseorang mengalami sindrom Guillane Bare, yaitu sindrom yang ditandai dengan adanya gangguan serius pada sistem saraf pusat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mencegah wabah dari virus Zika ini.
Langkah pertama dalam mendiagnosis virus Zika adalah dengan memberikan riwayat medis dan perjalanan Anda pada dokter, termasuk informasi pribadi seperti aktivitas seksual yang dilakukan Anda dengan pasangan.
Untuk memastikan diagnosis dari gejala yang dikeluhkan pasien, dokter akan merekomendasikan pasien untuk melakukan tes darah. Tes darah ini dilakukan untuk mendeteksi asam nukleat virus, mengisolasi virus, serta uji serologis.
Selain melakukan tes darah, dokter juga memungkinkan untuk melakuan tes urine dan air liur pada hari ketiga sampai hari kelima ketika gejala masih berlangsung.
Mencegah terinfeksi virus Zika
Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang bisa membantu Anda terhindar dari infeksi virus Zika. Meski terdengar sederhana, namun fakta di lapangan kadang sulit dilakukan.
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, seperti, tetap berada di dalam ruangan yang tertutup dan ber-AC, kenakan pakaian yang dapat melindungi dari gigitan nyamuk seperti baju berlengan panjang, celana panjang, kaus kaki dan sepatu.
Kurangi tempat perkembangbiakan nyamuk untuk menurunkan populasi nyamuk dengan cara melakukan 3M Plus (menguras dan menutup tempat penampungan air, serta memanfaatkan atau melakukan daur ulang barang bekas) plus menabur bubuk larvasida.
Gunakan juga kelambu pada tempat tidur bayi, kereta dorong bayi, dan gendongan atau alat pengangkut bayi lainnya, menggunakan obat nyamuk atau lotion anti nyamuk. Namun, hindari pemakaian lotion anti nyamuk pada bayi yang berusia di bawah dua bulan. Sehingga Anda harus memastikan agar pakaian bayi dapat melindunginya dari gigitan nyamuk.
Pilihlah perawatan, pencucian, atau pemakaian pakaian serta peralatan yang menggunakan bahan dengan kandungan permethrin, melakukan pengawasan jentik melalui program Gerakan Satu Rumah Satu Juru Pemantau Jentik (Jumantik).
Meningkatkan daya tahan tubuh melalui perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti olahraga rutin, asupan nutrisi yang cukup, dan lain sebagainya.
Bagi wanita hamil diharapkan untuk lebih berhati-hati, dan berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin bepergian ke tempat yang memang masuk dalam daftar negara yang terkena wabah Zika.