Meskipun teknologi medis semakin berkembang, namun pengobatan tradisional masih tetap lestari di tengah masyarakat, sebagai alternatif pengobatan. Semisal saja, akupuntur, bekam, penggunaan obat-obat herbal dan jamu, pijak refleksi, hypnosis dan lain sebagainya.
Tak bisa dipungkiri bahwa minat masyarakat dalam menggunakan obat herbal dan pengobatan tradisional dalam mencari kesembuhan akan penyakit semakin tinggi. Sebab menurut masyarakat, obat herbal dan pengobatan tradisional lebih aman dan tidak menggunakan bahan kimia yang membahayakan kesehatan.
Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2013 yang dilaksanakan eleh Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa 69,6% masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan tradisional. Adapun dengan jenis pelayanan kesehatan tradisional (yankestrad) yang dimanfaatkan oleh rumah tangga terbanyak adalah keterampilan tanpa alat (77,8%) dan ramuan (49,0%).
Yankestrad tertinggi di Kalimantan Selatan (63,1%) dan terendah di Papua Barat (5,9%). Proporsi rumah tangga yang memanfaatkan yankestrad ramuan tertinggi di Jawa Timur (65,2%) dan yang terendah di Bengkulu (23,5%). Proporsi rumah tangga yang memanfaatkan yankestrad keterampilan dengan alat tertinggi di DKI Jakarta (20,7%) dan terendah di Gorontalo (1,3%).
Meskipun obat-obat herbal dan jamu menjadi pilihan karena dianggap lebih alami dan aman dikonsumsi, namunada beberapa hal yang perlu masyarakat ketahui apabila ingin mengkonsumsi obat-obat tradisional (dari bahan alam) sehingga pengobatan menjadi lebih rasional.
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.
Obat tradisional dibagi menjadi:
Jamu: klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
Obat herbal terstandard: klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah / pra klinik, dan telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
Fito farmaka: klaim khasiat harus dibuktikan berdasarkan uji klinik, dan telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
Obat Tradisional yang diedarkan di wilayah Indonesia WAJIB memiliki Izin Edar yang diberikan oleh Badan POM RI. Namun ada yang dikecualikan (tidak wajib memiliki izin edar ) yakni Obat tradisional yang dibuat oleh Usaha Jamu Racikan dan Usaha Jamu Gendong.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, drg. Hary Agung Tjahyadi, M.Kes., dalam satu kesempatan menyampaikan imbauan agar lebih cerdas memilih Obat-obat tradisional. Yakni dengan cara:
- Cek kemasan obat seperti kemasan dalam keadaan bersih, tidak bocor, tidak menggembung.
- Cek label seperti nama produk harus jelas, nama produsen, nomor ijin edar BPOM, komposisi, tanggal kedaluarsa.
- Pastikan obat tersebut tidak mengandung Bahan Kimia Obat.
Saat ini sudah dikenali manfaat 9.000 tanaman obat dari keseluruhan 35.000 tanaman obat di tanah air. Riset obat tradisional harus terus didorong untuk menghasilkan obat-obat tradisional yang semakin beraneka rangam dan masyarakat memiliki banyak pilihan mana yang akan dimanfaatkan.
Pelayanan Kesehatan Tradisional sendiri dapat digunakan masyarakat dalam mengatasi gangguan kesehatan secara mandiri (self-care), baik untuk pribadi maupun untuk keluarga melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA). Hal ini sangat berguna, khususnya di daerah yang mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan.
Bila dilihat lebih jauh manfaat TOGA dalam mendukung masyarakat yang sehat secara mandiri, akan berdampak pada upaya untuk mewujudkan pencapaian tujuan MDG’s di bidang Kesehatan, yaitu Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, Menurunkan Angka Kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular Lainnya.
Berikut beberapa paparan Taman Obat Keluarga (TOGA) yang bermanfaat:
1. Perawatan ibu setelah bersalin dengan memanfaatkan daun Katuk dan Lobak sebagi sayur dan biji jagung tua yang disangrai untuk memperlancar keluarnya ASI dalam mendukung pencapaian ASI Eksklusif.
2. Pemanfaatan daun Kacang Panjang, daun Dadap Serep, dan Bawang Merah untuk mengobati payudara bengkak (mastitis) dengan cara ditumbuk dan ditempelkan ke seluruh payudara, kecuali pada puting susu.
3. Jeruk nipis dicampur dengan kapur sirih dan minyak kayu putih juga dapat dimanfaatkan untuk perawatan perut setelah melahirkan.
4. Dalam menjaga kesehatan anak, bisa menggunakan Temulawak dan Beras Kencur untuk menambah nafsu makan.
6. Jika anak demam, dapat diobati dengan memanfaatkan daun Sambiloto dan Pule yang didihkan dengan air kemudian diminum, selain itu dapat memanfaatkan daun Dadap Serep dan daun Kembang Sepatu yang diremas-remas dan ditempelkan di kepala anak.
7. Pemanfaatan pijat pada anak yang sudah ada turun temurun di Indonesia untuk memperlancar peredaran darah dan meningkatkan kebugaran pada anak.
8. Pemanfaatan daun Jambu Biji yang masih muda dapat digunakan dalam penanggulangan diare pada Balita sedangkan untuk mengobati disentri, bisa memanfaatkan daun Sambiloto kering yang direbus atau menggunakan daun Patikan Cina yang dicampur dengan Bawang Merah dan Pulosari.
9. Tanaman Serai dan Lavender bisa dimanfaatkan sebagai pengusir nyamuk.
Pemanfaatan TOGA/Jamu untuk memelihara kesehatan yang berimplikasi pada peningkatan Usia harapan Hidup seperti daun Landep Segar dan Gandarusa sebagai obat pegal linu dan masih banyak hal-hal lain dari bumi Indonesia yang belum tergali pemanfaatannya untuk kesehatan.