Ketika ancaman pandemi Covid-19 merebak, terapi akupuntur untuk mencegah penularan virus corona. Terapi akupuntur dilakukan oleh personil TNI, yakni Mayor Chb Saimah, yang bertugas sebagai Komandan Koramil Simokerto Surabaya Jawa Timur.
Mungkin banyak yang sulit menduga bahwa tentara wanita yang satu ini sangat terampil menggerakkan jarum akupunktur pada pasien.
Ia menyediakan ruangan layanan untuk terapi pengobatan dan penyembuhan dengan metode tradisional itu di tempatnya bertugas di Koramil Simokerto.
Saimah menyebut metode tusuk jarum itu sebagai langkah pencegahan maupun pemulihan bagi pasien Covid-19. Untuk meningkatkan imunitas seseorang, Saimah menusuk tiga jarum di bagian pergelangan kaki.
Sedangkan untuk pemulihan paru – paru ditusuk bagian lengan tangan dengan tiga jarum. Terapi itu dilakukan secara berkala hingga pasien sembuh.
Selain mencegah dan memulihkan pasien covid 19, beragam penyakit juga bisa disembuhkan dengan cara tusuk jarum itu.
Salah satunya menghilangkan rasa nyeri di dada akibat sakit jantung, yang dialami oleh Muhammad Nasir. Setelah terapi akupuntur di koramil, Muhammad Nasir mengaku rasa nyeri itu berkurang.
Bermula dari Hobi Saimah di Dunia Kesehatan dan Kecantikan
Dilansir dari Kompas, sejak kanak-kanak Saimah sudah menggemari dunia kesehatan dan kecantikan. Dia akhirnya berkesempatan mengikuti kursus kecantikan setelah lulus Secaba Kowad dan dinas adalah sebagai pramugari haji.
Karena punya keahlian di bidang tata rias wajah dan rambut, tak jarang teman-teman mess memintanya untuk memotong rambut, bahkan creambath. Saat mutasi ke Bali, ia pun belajar spa dan mengolah herbal pada ibu angkatnya.
Ibu dari 3 anak tersebut, pada tahun 2008 kembali bertugas di Jakarta dan kemudian melanjutkan pendidikan sebagai terapis akupuntur, akupresur, refleksi, bekam, gurah dan sebagainya.
Saat tugas belajar ke Amerika pada tahun 2010 selama enam bulan, Mayor Saimah pun mengenalkan terapi akupuntur yang ia pelajari kepada masyarakat Amerika. “Penghargaan yang mereka berikan ke saya luar biasa. Saya sampai kaget dengan respon mereka,” jelasnya.
Hingga akhirnya pada tahun 2013 dia berkesempatan bergabung dengan kontingen Garuda ke Lebanon selama setahun dan melakukan misi sosial melakukan pengobatan terapi kepada masyarakat di sana. Selama setahun dia melakukan terapi pada 2.200 an masyarakat di Lebanon.
“Di sana ada 23 negara yang bergabung dan saya bersyukur bisa mengambil bagian dan itu pengalaman yang paling mengesankan bagi saya. Sampai saat ini saya masih sering berkomunikasi dengan mereka,” ceritanya.
Rata-rata pasien yang ia tangani di Lebanon adalah mereka yang stres berkepanjangan karena perang dan mengkonsumsi obat obatan secara terus menerus untuk menekan stres mereka. Saimah juga mengaku mengajarkan keahliannya kepada tenaga kerja wanita yang akan dipulangkan ke tanah air.
“Ada ribuan tenag kerja wanita di sana yang menunggu kepulangan ke Indonesia. Mereka banyak depresi ya akhirnya saya ajak saja mereka buat belajar pijat reflesi totok wajah sebagai modal awal dan juga mengurangi stres mereka,” ungkapnya.
Perempuan yang kembali tanah kelahirannya dan bertugas di Kodim 0825 Banyuwangi sejak Mei 2015 tersebut mengaku bercita-cita bisa memberikan pelayanan terapi kesehatan kepada seluruh masyarakat Banyuwangi secara gratis terutama di daerah pelosok. Namun selama ini terkendala dengan jarum akupuntur yang masih harus ia beli.
“Di hadapan Tuhan semuanya sama tidak ada bedanya laki-laki dan perempuan. Dan selama ini saya nyaman dan tidak ada masalah, Walaupun terkesan keras dan maskulin tetap tetap terlihat cantik dan bugar kan,” sebut perempuan yang hobi berlari tersebut sambil tersenyum. [EB]