Pemulihan Apendisitis Dengan Terapi Akupuntur – Apendisitis merupakan gangguan peradangan mukosa apendiks yang meluas sampai menimbulkan gejala nyeri abdomen akut. Ini terjadi pada kuadran kanan bawah nantinya juga akan dirasakan demam, mual hingga muntah. Dalam dunia medis, diagnosa penyakit ini dilakukan dengan mencari tau riwayat penyakit, gejala dan pemeriksaan fisik secara langsung.
Apendisitis kronis akan terjadi pada saat usus buntu tersumbat fases, kanker, benda asing atau pembengkakan usus buntu akibat infeksi. Gangguan ini biasanya juga dialami oleh pasien yang sedang menderita penyakit usus buntu. Masih menjadi perdebatan mengenai gejala spesifik dari penyakit ini. Karena gejalanya menyerupai penyakit kista ovarium, infeksi pada saluran kemih, sindrom iritasi usus, radang panggul hingga penyakit crohn.
Pemulihan Apendisitis Dengan Terapi Akupuntur
Para peneliti menyimpulkan bahwa menggabungkan akupunktur dengan perawatan pasca operasi biomedis meningkatkan proses penyembuhan pasien apendisitis yang diobati dengan operasi pengangkatan usus buntu. Akupunktur meningkatkan tingkat pemulihan bedah termasuk pemulihan fungsi usus yang lebih cepat. Bersumber dari healthcmi.com, tim peneliti menyimpulkan bahwa akupunktur setelah operasi usus buntu adalah modalitas yang efektif untuk meningkatkan pemulihan pasien.
Peneliti dari Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina (TCM) Shanxi secara acak membagi 60 kasus apendisitis supuratif akut secara merata ke dalam kelompok akupunktur dan kelompok kontrol. Apendisitis supuratif adalah jenis apendisitis akut dengan eksudat purulen yang diisi dengan bakteri dan cairan terkait peradangan. Apendisitis jenis ini seringkali parah, nyeri, stadium lanjut dan mengancam nyawa.
Kelompok akupunktur menerima perawatan yang sama dengan kelompok kontrol tetapi dengan tambahan perawatan akupunktur pasca operasi. Kelompok akupunktur secara signifikan mengungguli kelompok kontrol dalam hal pemulihan fungsi usus.
Apendektomi, operasi pengangkatan apendiks, sering dilakukan sebagai prosedur darurat untuk mencegah sepsis dan morbiditas. Dengan tidak adanya akses ke fasilitas bedah, antibiotik intravena sering digunakan untuk mencegah sepsis. Banyak kasus yang diobati dengan perioperatif dengan antibiotik intravena sembuh total. Kasus lain membutuhkan pembedahan. Ini sering dilakukan secara laparoskopi, prosedur pembedahan invasif minimal jika dibandingkan dengan operasi terbuka.