Jutaan umat Muslim di seluruh dunia sedang bersiap-siap untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang akan dimulai pada akhir pekan ini. Bulan suci ini menjadi bulan di mana umat Muslim melakukan puasa, melakukan doa, dan refleksi diri. Selama bulan Ramadhan, umat Muslim diwajibkan untuk menahan diri dari makan dan minum mulai dari matahari terbit hingga matahari terbenam. Tujuan dari puasa ini adalah untuk mengingat orang yang kurang beruntung dan untuk memperkuat rasa syukur kepada Allah SWT.
Namun, asinya. Oleh karena itu, para dokter dan apoteker klinis di Inggris telah memberikan saran untuk para pasien mereka yang sedang dalam pengobatan untuk mencari nasihat medis terlebih dahulu sebelum berpuasa. Mereka bahkan meresepkan perubahan rejimen obat untuk memungkinkan pasien berpuasa tanpa membahayakan kesehatan mereka.
Melansir laman Euro News, dokter Muslim dari British Islamic Medical Association telah menyusun “Ramadan Compendium” yang berisi informasi tentang cara mengelola pengobatan menggunakan studi klinis berbasis bukti. Mereka juga telah bekerja sama dengan Masjid Aisha di Walsall untuk membantu mempersiapkan jemaah beberapa minggu sebelumnya selama sesi tanya jawab khusus.
Menurut Bilal Shah, seorang apoteker klinis di Ambar Medical Center di Walsall di West Midlands, tidak tepat bagi pasien yang memiliki kondisi medis yang kompleks seperti penyakit ginjal dan sedang menjalani dialisis untuk berpuasa. Oleh karena itu, pekerjaan dari apoteker klinis adalah untuk merasionalisasi pengobatan dan rejimen pasien dan melihat apa yang dapat mereka lakukan untuk mencoba dan mengubah pengobatan pasien untuk memberi mereka persiapan jangka panjang.
Namun, seperti yang diungkapkan oleh Saeed, tidak ada tekanan bagi orang dengan masalah kesehatan yang serius untuk berpuasa. Mereka didorong untuk melakukan amal. Beberapa pasien seperti Mehrunnisa Husain yang menderita rheumatoid arthritis selama lebih dari 20 tahun dan juga menderita asma, tetap bertekad untuk berpuasa. Ia melakukan latihan untuk mengubah waktu pengobatannya dan ia tahu agamanya membebaskannya jika rasa sakit dari kondisinya menjadi terlalu sulit untuk ditanggung.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Saad Uddin, yang menderita diabetes selama lebih dari dua dekade. Ia menyesuaikan waktu minum obatnya menjadi setelah matahari terbenam dan sebelum matahari terbit. Istri Uddin juga menderita diabetes dan bersama-sama, mereka mempelajari cara-cara untuk mengelola penyakit tersebut saat menjalani Ramadhan. Misalnya dengan mengonsumsi banyak cairan seperti air dan banyak salad hijau yang membantu mereka bertahan hidup sepanjang hari, dan pada siang hari, mereka memeriksa gula darah mereka.