Akupresur bisa digunakan sebagai terapi tradisional untuk anak yang memiliki keterlambatan perkembangan, salah satunya ialah terlambat bicara. Biasanya anak terlambat bicara bersifat sementara, namun hal ini bisa menimbulkan masalah yang serius jika dibiarkan.
Terapi Tradisional Untuk Anak
Kondisi anak yang terlambat bicara merupakan hal umum yang biasa terjadi, karena kemampuan setiap anak berbeda-beda. Meskipun hal ini bersifat sementara, masalah terlambatnya bicara bisa memicu kondisi lain yang serius.
Keterlambatan anak untuk bicara merupakan salah satu gangguan perkembangan anak, kondisi ini juga bisa menandakan bahwa anak mengalami gangguan pendengaran atau perkembangan.
Penyebab anak mengalami keterlambatan bicara ini biasanya terjadi karena:
– Gagap
– Gangguan pendengaran
– Adanya kelainan struktur rongga mulut
– Dibesarkan di lingkunga bilingual
– Autis
– Kesulitan untuk mengerti kata-kata
– Diabaikan oleh orang sekitar
Sebenarnya gangguan ini merupakan hal umum yang terjadi pada anak, bukan berarti anak tersebut memiliki gangguan yang serius dalam tubuhnya, kemampuan anak untuk bicara berbeda-beda.
Alih-alih mengobatinya, masalah perkembangan pada anak ini ternyata bisa diatasi dengan melakukan terapi sederhana, akupresur. Hal ini seperti diungkapkan oleh seorang ibu yang memposting terapi sederhana untuk anaknya.
Menurut postingan ibu tersebut, anak bisa lebih cepat bicara dengan melakukan terapi di bagian telinga si kecil. Adapun tips yang dibagikan olehnya ialah:
– Menekuk-nekuk telinga 8 kali
– Memijat telinga dari atas ke bawah sebanyak 4 kali dan sebaliknya dengan jumlah sama
– Menekan ke belakang dan memastikan telinga menempel ke kepala, lakukan sebanyak 8 kali
– Menekan bagian tengah sebanyak 8 kali
– Menekuk daun telinga bawah dan memasukkan ke arah dalam sebanyak 8 kali
Dalam unggahannya tersebut, pijatan ini harus dilakukan bersamaan dengan telinga yang satunya. Hal ini tidak boleh dilakukan dengan paksaan, selain itu berkomunikasi dan mengajak anak untuk bernyanyi juga salah satu cara yang bisa dilakukan.
Pijatan yang dilakukan juga tidak boleh terlalu keras, karena anak akan merasa kesakitan dan khawatir cedera sehingga membuat anak menjadi trauma. Lakukanlah dengan tekanan sedang.