Sebelumnya telah dipaparkan bahwa kerokan atau gua sha jamak dilakukan ketika seseorang mengalami masuk angin. Namun, Ketua Umum PIKTI Dr. Dr. Ekawahyu Kasih, S.Pd., S.H., M.H., M.M. menjelaskan bahwa terapi ini juga memiliki sejumlah efek samping yang juga bisa berbahaya bagi tubuh.
Dalam National PIKTI E-seminar 32: Indonesian Traditional Method 刮痧 (Kerokan) And 杵针 Chu Zhen For Health, belum lama ini, dokter Ekawahyu memaparkan beberapa dampak terapi kerokan yang berbahaya bagi tubuh. Yakni:
- Menyebabkan memar dan bengkak di area yang dikerok
- Berisiko menimbulkan pendarahan
- Berisiko memicu penularan penyakit
- Mengakibatkan nyeri
- Tidak semua orang cocok dikerok
Dilansir dari laman CNN, dokter yang bergerak di bidang akupuntur di RSUP Persahabatan Stefanus Agung Budianto mengatakan, ada pembuluh darah yang pecah saat proses mengerik dilakukan.
“Jangan lupa ketika dikerok ada pembuluh darah yang pecah, makanya jarak antar kerokan itu jangan terlalu dekat. Istilahnya tidak boleh sering-sering,” kata Stefanus dalam podcast Radio Kesehatan RI yang tayang di Instagram resmi Radio Kesehatan beberapa waktu lalu.
Hal yang dijelaskan di atas menjadi salah satu bahaya kerokan yang tak bisa dianggap sepele.
Stefanus tidak menampik, kerokan yang merupakan budaya pengobatan tradisional Indonesia ini memang memiliki manfaat. Ada bagian saraf yang terangsang terutama bila dilakukan di punggung.
Rangsangan itu membuat saraf terbuka hingga memperlancar peredaran darah. Walau begitu, jika setiap kali badan tidak nyaman langsung kerokan juga sangat tidak dianjurkan. Pasalnya, ada pembuluh darah yang pecah dari proses kerokan sebelumnya dan harus diperbaiki terlebih dahulu.
“Kalau seminggu sekali itu juga enggak bagus. Kalau badan terlalu sering merasa tidak enak, sebaiknya konsultasi ke dokter, bukan terus menerus dikerok. Ketahui penyebab kenapa badan tidak nyaman,” kata dia.
Selain itu, alat-alat yang digunakan untuk kerokan juga harus dipastikan kebersihannya. Ini untuk menghindari iritasi hingga infeksi pada kulit akibat alat yang digunakan justru berbahaya atau tidak higienis sebagai salah satu bahaya kerokan.
Sementara itu, mengutip dari Cleveland Clinic, secara umum metode pengobatan alternatif ini sebenarnya aman untuk dilakukan. Teknik kerokan juga bisa membantu meningkatkan sirkulasi dan mempercepat penyembuhan.
Melansir dari Sehatq, ada beberapa bahaya kerokan yang bisa saja muncul sebagai efek samping sehingga sulit mencegahnya, seperti berikut ini.
1. Menyebabkan memar dan bengkak pada area tertentu
Proses kerokan membuat pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit (pembuluh darah kapiler) menjadi pecah. Untuk itu, kulit terlihat memar dan merah setelah terapi selesai dilakukan.
Pada beberapa orang, pembengkakan juga bisa muncul di area kulit yang dikerok. Umumnya, memar dan pembengkakan yang terjadi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu.
2. Berisiko menimbulkan perdarahan
Kerokan tidak seharusnya menyebabkan perdarahan. Namun, bisa saja terjadi jika tekanan saat proses terapi pada kulit dilakukan secara berlebihan.
Maka dari itu, pecahnya pembuluh darah kapiler akibat bahaya kerokan tidak hanya akan menghasilkan memar, tetapi juga perdarahan minor.
3. Memicu penularan penyakit
Keluarnya darah dari permukaan kulit, juga membuka kesempatan terjadinya salah satu bahaya kerokan. Yaitu, infeksi kulit yang bisa menular melalui darah.
Risiko penularan penyakit melalui kerokan juga akan meningkat apabila koin atau alat lain yang digunakan untuk terapi ini tidak steril. Begitu juga jika alat digunakan lebih dari satu orang.
4. Mengakibatkan nyeri
Ada orang yang bisa menahan sakitnya dikerok, ada yang tidak. Apabila Anda termasuk yang tidak bisa menahan rasa sakit, sebaiknya jangan terlalu memaksakan untuk menjalani terapi ini.
5. Tidak semua tubuh kuat dikerok
Tidak semua orang cocok atau kuat untuk dikerok karena terapi ini berhubungan dengan pecahnya pembuluh darah kapiler.
Dalam Kondisi Apa Sebaiknya Hindari Terapi Kerokan
Bagi Anda yang mempunyai kondisi berikut ini, sebaiknya menghindari kerokan karena mungkin bisa berbahaya, seperti:
- Mempunyai riwayat gangguan medis yang menyerang kulit atau pembuluh vena.
- Mudah berdarah.
- Sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
- Menderita deep vein thrombosis.
- Sedang mengalami infeksi, tumor, atau luka yang belum sembuh sempurna.
- Menggunakan implan di organ tubuh, sepergi alat pacu jantung dan defribilator internal.
Bagaimana Cara Kerokan yang Aman?
Melansir dari KlikDokter, agar tidak terjadi efek samping kerokan yang parah, berikut ini beberapa hal yang mesti kamu perhatikan.
- Pastikan koin atau media gores yang digunakan sudah dibersihkan, minimal dengan sabun dan air mengalir
- Gunakan minyak atau losion untuk mempermudah kerokan dan mengurangi cedera
- Hindari menggores terlalu kencang. Perhatikan ambang nyeri orang yang sedang dikerok
- Hindari kerokan apabila mengalami operasi dalam 6 minggu terakhir
- Hindari kerokan apabila memiliki gangguan pembekuan darah
- Hindari kerokan apabila mengonsumsi atau mendapatkan obat pengencer darah
Kerokan cenderung aman, asalkan dilakukan dengan cara yang tepat. Perhatikan hal-hal yang telah disampaikan, guna mencegah munculnya efek samping kerokan bagi kesehatan. [EB]