Beberapa waktu yang lalu, artis terkenal Raffi Ahmad dikabarkan mengalami benjolan pada lehernya. Untuk mengatasi masalah tersebut, Raffi Ahmad jalani terapi akupuntur yang dikenal sebagai pengobatan tradisional. Meski bisa dibilang sebagai salah satu artis terkaya di Indonesia, Raffi tetap memilih akupuntur bukan pengobatan medis pada umumnya. Metode pengobatan ini memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Raffi Ahmad Jalani Terapi Akupuntur Untuk Atasi Benjolan Di Lehernya
Pada 2019, pemberitaan mengenai masalah kesehatan Raffi Ahmad ini memang menjadi perbincangan publik. Benjolan yang ada pada lehernya menganggu pita suaranya yang membuat ayah satu anak ini sulit untuk berbicara. Dari masalah ini, Raffi Ahmad sebenarnya sempat disarankan untuk menjalani operasi. Namun dirinya ingin mencoba akupuntur terlebih dahulu untuk memulihkan kesehatannya.
“Karena kalau layak gini kan ada yang bilang operasi, aku coba akupuntur dulu deh, dari Guangzhou, kita lihat deh mudah-mudahan sel-sel yang rusak bisa baik lagi,” kata Raffi Ahmad dikutip dari Liputan6.com.
Benjolan pada pita suara Raffi Ahmad ini diketahui disebabkan oleh dirinya yang terlalu sering berbicara. Sebagai pembawa acara di siaran televisi membuat pria ini harus terus berbicara. Hal ini yang menyebbakan pita suaranya bermasalah dan harus menjalani istirahat terlebih dahulu.
Seperti yang kita tau, Raffi Ahmad merupakan artis papan atas yang membintangi berbagai acara televisi. Sosoknya seringkali muncul dalam berbagai acara yang membuat pria ini semakin dikenal. Ia juga dikenal sebagai sosok pekerja keras.
Saat ini, Raffi Ahmad sudah bisa bekerja dengan normal lagi. Ia sudah bisa berbicara tanpa ada masalah seperti dulu ketika ada benjolan pada lehernya. Usaha pengobatannya memang tidak sia-sia.
Akupuntur sendiri dikenal sebagai pengobatan tradisional yang berasal dari China. Saat ini sudah banyak praktisi akupuntur yang menawarkan layanan terapi ini. Sudah digunakan selama ribuan tahun yang lalu membuat keampuhan pengobatan ini cukup diperhitungkan. Tak heran jika perkembangan pengobatan ini bisa dibilang cepat, di Asia, Eropa hingga Amerika sudah banyak yang mempraktekan.