Tren Makan Junk Food Naik Pasca Pandemi, Pakar Industri Makanan Wanti-wanti Perihal ini

Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan pada kehidupan orang-orang di seluruh dunia. Selain kesehatan fisik yang terancam, pandemi ini juga memengaruhi aspek-aspek lain dalam kehidupan manusia, seperti kebiasaan makan dan gaya hidup. 

Setelah beradaptasi dengan new normal selama beberapa waktu, banyak orang kini kembali pada kebiasaan lama mereka, termasuk makan junk food. Tren ini dikhawatirkan dapat memengaruhi kesehatan masyarakat secara keseluruhan, terutama karena konsumsi makanan cepat saji memiliki dampak negatif pada kesehatan. 

Namun, industri makanan dan ahli gizi di seluruh dunia berupaya untuk mengatasi tren ini. Mereka menekankan pentingnya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi untuk menjaga kesehatan selama pandemi dan setelahnya. 

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri makanan adalah bagaimana memastikan bahwa orang-orang tetap memilih makanan sehat, meskipun waktu dan ketersediaan makanan yang diinginkan mungkin menjadi masalah. Untuk mengatasi masalah ini, industri makanan harus dapat memproduksi makanan sehat yang siap dikonsumsi dan mudah dibuat dengan bahan-bahan yang sederhana. 

- Advertisement -

Melansir laman NUEA, Sylvain Nevado, manajer penjualan dan pemasaran di perusahaan Prancis Riviera, mengatakan bahwa permintaan untuk bahan siap pakai semakin tinggi. Orang-orang cenderung memilih produk yang mudah digunakan jika memungkinkan, terutama bagi mereka yang tidak ingin membuang waktu menggunakan banyak bahan di dapur. 

Namun, tidak hanya masalah ketersediaan dan kenyamanan saja, namun juga harga yang menjadi kendala bagi orang-orang untuk memilih makanan sehat. Arnaud Monmarche, direktur pengelola perusahaan Prancis Prova Gourmet, mengatakan bahwa ketika orang mencoba menghemat uang, kesenangan adalah hal pertama yang dikurangi, dan ini berarti bahwa kualitas bahan makanan yang lebih rendah dan lebih murah akan menjadi pilihan mereka. 

BACA JUGA  6 Makanan Sehat Ini Bantu Penyembuhan Demam Berdarah

Untuk mengatasi masalah ini, para ahli gizi menyarankan agar masyarakat edukasi tentang manfaat bahan-bahan berkualitas premium yang lebih berkelanjutan daripada barang-barang yang lebih murah dan berkualitas lebih rendah. 

Masyarakat juga dapat memperhatikan pola makan yang buruk dan pilihan gaya hidup sejak usia dini. Hal ini dapat mengurangi tingkat diabetes dan obesitas yang tinggi pada masyarakat. 

Pandemi Covid-19 telah memengaruhi kebiasaan makan dan gaya hidup orang di seluruh dunia. Namun, dengan upaya dari industri makanan dan ahli gizi, masyarakat dapat tetap memilih makanan sehat yang baik untuk kesehatan mereka. Selain itu, edukasi tentang manfaat bahan-bahan berkualitas premium yang lebih berkelanjutan dapat membantu masyarakat membuat pilihan yang lebih baik dalam memilih makanan. 

TERBARU

Menkes Budi Launching Wingko (Wolbachia Ing Kota) Semarang

Pada tanggal 30 Mei, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara...

Pakar Akupuntur Jelaskan Manfaat TCM dalam Menyembuhkan Demensia

Manfaat TCM dalam menyembuhkan demensia semakin mendapatkan perhatian sebagai...

Makanan Untuk Mengatasi Cemas Asal Jepang yang Bisa Anda Coba

Para peneliti di Osaka Metropolitan University telah melakukan penemuan...

Memahami Apa itu Integrative Medicine

Integrative Medicine, atau yang dikenal juga sebagai pengobatan integratif,...

Kemenkes Beri Penghargaan Inovator Teknologi Kesehatan Terbaik di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini memberikan penghargaan kepada...

Termasuk Penyembuh HIV/AIDS, Berikut Beberapa Pengobatan Herbal Terkenal dari Afrika

Pengobatan herbal tradisional telah menjadi bagian penting dari budaya...

Mengenal Ventosa, Alat Kesehatan Tradisional dari Eropa yang Mirip Bekam

Terapi Ventosa, yang mirip dengan bekam, adalah salah satu...

Fitofarmaka, Memanfaatkan Kekuatan Obat Herbal untuk Kesehatan dan Kesejahteraan

Fitofarmaka, juga dikenal sebagai obat herbal, merupakan produk yang...

Cuaca Panas, Kemenkes Imbau Jemaah Haji Waspada 5 Penyakit ini

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau jemaah haji Indonesia waspada dengan...

Mengenal Terapi Herbal dari Kashmir

Dikenal karena keanekaragaman hayatinya, Kashmir merupakan tempat yang kaya...

Menkes Budi Launching Wingko (Wolbachia Ing Kota) Semarang

Pada tanggal 30 Mei, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara resmi launching Wingko (Wolbachia Ing Kota) di Kota Semarang. Wolbachia merupakan salah satu inovasi dalam...

Pakar Akupuntur Jelaskan Manfaat TCM dalam Menyembuhkan Demensia

Manfaat TCM dalam menyembuhkan demensia semakin mendapatkan perhatian sebagai alternatif yang menjanjikan. Pengobatan Tradisional Cina (TCM) telah lama dikenal sebagai pendekatan holistik dalam menjaga...

Makanan Untuk Mengatasi Cemas Asal Jepang yang Bisa Anda Coba

Para peneliti di Osaka Metropolitan University telah melakukan penemuan menarik yang dapat mengubah cara kita memandang makanan dalam menjaga kesehatan mental dan mengurangi stres....

Memahami Apa itu Integrative Medicine

Integrative Medicine, atau yang dikenal juga sebagai pengobatan integratif, merupakan pendekatan medis yang menggabungkan metode-metode konvensional dengan terapi komplementer dan alternatif. Konsep ini berfokus...

Kemenkes Beri Penghargaan Inovator Teknologi Kesehatan Terbaik di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini memberikan penghargaan kepada para inovator teknologi kesehatan terbaik di Indonesia dalam acara Health Innovation Day 2023. Penghargaan dari Kemenkes...

Termasuk Penyembuh HIV/AIDS, Berikut Beberapa Pengobatan Herbal Terkenal dari Afrika

Pengobatan herbal tradisional telah menjadi bagian penting dari budaya Afrika selama ribuan tahun. Benua ini kaya akan sumber daya alam yang melimpah, termasuk berbagai jenis...