Sepintas Tampak Sama, Ternyata ini 7 Perbedaan Akupuntur Tiongkok dan Jepang

Akupuntur telah menjadi salah satu metode pengobatan alternatif yang populer di seluruh dunia. Berakar dari tradisi Tiongkok kuno, akupuntur telah menjadi bagian integral dari sistem medis Tiongkok selama ribuan tahun. Namun, seiring berjalannya waktu, pengembangan akupuntur juga terjadi di luar Tiongkok, termasuk di Jepang. Meskipun berasal dari asal-usul yang sama, terdapat perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang dalam hal teknik, pendekatan, dan filosofi yang digunakan.

Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan kedua jenis akupuntur ini, silakan simak pembahasan lengkapnya sebagai berikut.

1. Ukuran jarum

Perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang yang pertama terdapat pada ukuran jarum yang digunakan. Jarum yang digunakan dalam akupuntur Jepang cenderung lebih kecil dan lebih tajam untuk mengurangi rasa sakit dan memungkinkan tusukan yang lembut.

Di sisi lain, jarum dalam akupuntur Tiongkok lebih besar dan lebih tebal untuk memastikan akurasi dalam mencapai titik meridian dan menciptakan sensasi “penangkapan Qi” yang dirasakan sebagai rasa sakit dan ngilu oleh pasien.

- Advertisement -

2. Kedalaman penusukan

Teknik akupuntur Jepang melakukan tusukan yang lebih dangkal, hanya mencapai permukaan kulit atau sedikit di bawahnya, sedangkan teknik akupuntur Tiongkok melakukan tusukan yang lebih dalam untuk mendapatkan Qi dan efek pergerakan Qi yang lebih efektif.

3. Penggunaan herbal

Akupuntur Tiongkok memiliki keterkaitan erat dengan penggunaan herbal, di mana herbal dan akupuntur saling mendukung. Di sisi lain, dalam akupuntur Jepang, penggunaan herbal lebih sering ditangani oleh praktisi herbal yang ahli, sehingga terdapat pembagian kerja yang saling mendukung.

Baca juga: Wajib Tahu! Ini 6 Teh Herbal yang Ampuh Redakan Perut Kembung

4. Metode palpasi

Metode palpasi yang melibatkan perabaan dan penekanan sebelum penyisipan jarum, adalah bagian dari akupuntur Jepang. Hal ini membantu untuk mendapatkan titik yang tepat. Sementara itu, akupuntur Tiongkok menggunakan tehnik ukuran jari (Cun) dalam penusukan jarum.

BACA JUGA  Memahami Qigong, Latihan Tiongkok Kuno untuk Tingkatkan Kesehatan

5. Metode penyisipan jarum

Perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang yang selanjutnya adalah metode penyisipan jarumnya. Akupuntur Tiongkok pada masa lalu menggunakan jarum yang panjang dan terbuat dari baja atau emas, sementara akupuntur Jepang berusaha menciptakan jarum yang lembut dan tidak menyakitkan, seperti jarum sekali pakai.

Akupuntur Jepang juga menggunakan tabung pembimbing jarum dalam proses penyisipan, sementara akupuntur Tiongkok menggunakan jari-jari tangan tanpa alat bantu untuk merasakan kedalaman tusukan dan sensasi Qi yang terikat pada jarum.

6. Sensasi Qi

Teknik akupuntur Tiongkok cenderung mencari sensasi Qi yang lebih kuat dengan penekanan jarum yang lebih dalam, merangsang pergerakan Qi yang lebih jauh dan kuat di dalam tubuh pasien. Di sisi lain, akupuntur Jepang percaya bahwa melalui tusukan yang lembut dan dangkal pada saraf atau titik meridian yang halus, rangsangan dapat disampaikan ke titik meridian yang lebih dalam, mencari keseimbangan Qi.

7. Moksibusi

Perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang selanjutnya terletak pada teknik moksibusi yang dilakukan. Teknik akupuntur Jepang menggunakan Moxa kecil yang ditempatkan di atas jarum untuk memberikan kehangatan pada titik meridian dan menciptakan ketenangan pada pasien.

Baca juga: Memahami Cara Kerja, Manfaat hingga Risiko Terapi Moksibusi

Di sisi lain, akupuntur Tiongkok menggunakan Moxa yang lebih besar, berbentuk kerucut atau batang, yang diterapkan langsung pada titik meridian tertentu untuk mencapai pemanasan maksimal atau membuka pintu lubang Qi. Sensasi yang dirasakan dapat seperti terbakar atau terkena api rokok, dan terkadang pemanasan Moxa dilakukan setelah penyisipan jarum.

TERBARU

Menkes Budi Launching Wingko (Wolbachia Ing Kota) Semarang

Pada tanggal 30 Mei, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara...

Pakar Akupuntur Jelaskan Manfaat TCM dalam Menyembuhkan Demensia

Manfaat TCM dalam menyembuhkan demensia semakin mendapatkan perhatian sebagai...

Makanan Untuk Mengatasi Cemas Asal Jepang yang Bisa Anda Coba

Para peneliti di Osaka Metropolitan University telah melakukan penemuan...

Memahami Apa itu Integrative Medicine

Integrative Medicine, atau yang dikenal juga sebagai pengobatan integratif,...

Kemenkes Beri Penghargaan Inovator Teknologi Kesehatan Terbaik di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini memberikan penghargaan kepada...

Termasuk Penyembuh HIV/AIDS, Berikut Beberapa Pengobatan Herbal Terkenal dari Afrika

Pengobatan herbal tradisional telah menjadi bagian penting dari budaya...

Mengenal Ventosa, Alat Kesehatan Tradisional dari Eropa yang Mirip Bekam

Terapi Ventosa, yang mirip dengan bekam, adalah salah satu...

Fitofarmaka, Memanfaatkan Kekuatan Obat Herbal untuk Kesehatan dan Kesejahteraan

Fitofarmaka, juga dikenal sebagai obat herbal, merupakan produk yang...

Cuaca Panas, Kemenkes Imbau Jemaah Haji Waspada 5 Penyakit ini

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menghimbau jemaah haji Indonesia waspada dengan...

Mengenal Terapi Herbal dari Kashmir

Dikenal karena keanekaragaman hayatinya, Kashmir merupakan tempat yang kaya...

Menkes Budi Launching Wingko (Wolbachia Ing Kota) Semarang

Pada tanggal 30 Mei, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia secara resmi launching Wingko (Wolbachia Ing Kota) di Kota Semarang. Wolbachia merupakan salah satu inovasi dalam...

Pakar Akupuntur Jelaskan Manfaat TCM dalam Menyembuhkan Demensia

Manfaat TCM dalam menyembuhkan demensia semakin mendapatkan perhatian sebagai alternatif yang menjanjikan. Pengobatan Tradisional Cina (TCM) telah lama dikenal sebagai pendekatan holistik dalam menjaga...

Makanan Untuk Mengatasi Cemas Asal Jepang yang Bisa Anda Coba

Para peneliti di Osaka Metropolitan University telah melakukan penemuan menarik yang dapat mengubah cara kita memandang makanan dalam menjaga kesehatan mental dan mengurangi stres....

Memahami Apa itu Integrative Medicine

Integrative Medicine, atau yang dikenal juga sebagai pengobatan integratif, merupakan pendekatan medis yang menggabungkan metode-metode konvensional dengan terapi komplementer dan alternatif. Konsep ini berfokus...

Kemenkes Beri Penghargaan Inovator Teknologi Kesehatan Terbaik di Indonesia

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini memberikan penghargaan kepada para inovator teknologi kesehatan terbaik di Indonesia dalam acara Health Innovation Day 2023. Penghargaan dari Kemenkes...

Termasuk Penyembuh HIV/AIDS, Berikut Beberapa Pengobatan Herbal Terkenal dari Afrika

Pengobatan herbal tradisional telah menjadi bagian penting dari budaya Afrika selama ribuan tahun. Benua ini kaya akan sumber daya alam yang melimpah, termasuk berbagai jenis...