Akupuntur telah menjadi salah satu metode pengobatan alternatif yang populer di seluruh dunia. Berakar dari tradisi Tiongkok kuno, akupuntur telah menjadi bagian integral dari sistem medis Tiongkok selama ribuan tahun. Namun, seiring berjalannya waktu, pengembangan akupuntur juga terjadi di luar Tiongkok, termasuk di Jepang. Meskipun berasal dari asal-usul yang sama, terdapat perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang dalam hal teknik, pendekatan, dan filosofi yang digunakan.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan kedua jenis akupuntur ini, silakan simak pembahasan lengkapnya sebagai berikut.
1. Ukuran jarum
Perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang yang pertama terdapat pada ukuran jarum yang digunakan. Jarum yang digunakan dalam akupuntur Jepang cenderung lebih kecil dan lebih tajam untuk mengurangi rasa sakit dan memungkinkan tusukan yang lembut.
Di sisi lain, jarum dalam akupuntur Tiongkok lebih besar dan lebih tebal untuk memastikan akurasi dalam mencapai titik meridian dan menciptakan sensasi “penangkapan Qi” yang dirasakan sebagai rasa sakit dan ngilu oleh pasien.
2. Kedalaman penusukan
Teknik akupuntur Jepang melakukan tusukan yang lebih dangkal, hanya mencapai permukaan kulit atau sedikit di bawahnya, sedangkan teknik akupuntur Tiongkok melakukan tusukan yang lebih dalam untuk mendapatkan Qi dan efek pergerakan Qi yang lebih efektif.
3. Penggunaan herbal
Akupuntur Tiongkok memiliki keterkaitan erat dengan penggunaan herbal, di mana herbal dan akupuntur saling mendukung. Di sisi lain, dalam akupuntur Jepang, penggunaan herbal lebih sering ditangani oleh praktisi herbal yang ahli, sehingga terdapat pembagian kerja yang saling mendukung.
Baca juga: Wajib Tahu! Ini 6 Teh Herbal yang Ampuh Redakan Perut Kembung
4. Metode palpasi
Metode palpasi yang melibatkan perabaan dan penekanan sebelum penyisipan jarum, adalah bagian dari akupuntur Jepang. Hal ini membantu untuk mendapatkan titik yang tepat. Sementara itu, akupuntur Tiongkok menggunakan tehnik ukuran jari (Cun) dalam penusukan jarum.
5. Metode penyisipan jarum
Perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang yang selanjutnya adalah metode penyisipan jarumnya. Akupuntur Tiongkok pada masa lalu menggunakan jarum yang panjang dan terbuat dari baja atau emas, sementara akupuntur Jepang berusaha menciptakan jarum yang lembut dan tidak menyakitkan, seperti jarum sekali pakai.
Akupuntur Jepang juga menggunakan tabung pembimbing jarum dalam proses penyisipan, sementara akupuntur Tiongkok menggunakan jari-jari tangan tanpa alat bantu untuk merasakan kedalaman tusukan dan sensasi Qi yang terikat pada jarum.
6. Sensasi Qi
Teknik akupuntur Tiongkok cenderung mencari sensasi Qi yang lebih kuat dengan penekanan jarum yang lebih dalam, merangsang pergerakan Qi yang lebih jauh dan kuat di dalam tubuh pasien. Di sisi lain, akupuntur Jepang percaya bahwa melalui tusukan yang lembut dan dangkal pada saraf atau titik meridian yang halus, rangsangan dapat disampaikan ke titik meridian yang lebih dalam, mencari keseimbangan Qi.
7. Moksibusi
Perbedaan akupuntur Tiongkok dan Jepang selanjutnya terletak pada teknik moksibusi yang dilakukan. Teknik akupuntur Jepang menggunakan Moxa kecil yang ditempatkan di atas jarum untuk memberikan kehangatan pada titik meridian dan menciptakan ketenangan pada pasien.
Baca juga: Memahami Cara Kerja, Manfaat hingga Risiko Terapi Moksibusi
Di sisi lain, akupuntur Tiongkok menggunakan Moxa yang lebih besar, berbentuk kerucut atau batang, yang diterapkan langsung pada titik meridian tertentu untuk mencapai pemanasan maksimal atau membuka pintu lubang Qi. Sensasi yang dirasakan dapat seperti terbakar atau terkena api rokok, dan terkadang pemanasan Moxa dilakukan setelah penyisipan jarum.