Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa penyebaran influenza H5N1, juga dikenal sebagai flu burung, ke mamalia harus dipantau secara ketat. Virus ini, yang dikenal sebagai flu burung, telah menyebar di antara unggas dan burung liar selama 25 tahun. Namun baru-baru ini terdapat laporan infeksi serupa pada cerpelai, berang-berang, dan anjing laut. Melansir laman Detik Health, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa risiko penyebaran flu burung terhadap manusia tetap rendah, namun hal ini perlu dipantau secara ketat.
Virus H5N1 sebelumnya telah terdeteksi pada manusia, namun kasusnya bersifat sporadis dan terkait erat dengan kontak dekat dengan unggas yang terinfeksi. Virus ini tidak mudah menginfeksi manusia atau mamalia lain, tetapi laporan infeksi pada mamalia telah menimbulkan kekhawatiran bahwa virus dapat mengalami mutasi dan membuat virus lebih mudah menginfeksi manusia.
AS menghadapi wabah besar flu burung tahun ini, dengan lebih dari 58 juta unggas terkena dampak dan 6.100 unggas liar, menandakan rekor tertinggi untuk negara tersebut. Laporan Desember di Inggris menunjukkan bahwa empat sampel berang-berang dan rubah yang terinfeksi flu burung menunjukkan adanya mutasi yang dikaitkan dengan potensi penularan pada mamalia. Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) memperingatkan bahwa mutasi yang cepat dan konsisten pada mamalia dapat menyiratkan bahwa virus memiliki potensi menjadi infeksi zoonosis, yaitu menyebar ke manusia.
Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa WHO tidak dapat berasumsi bahwa situasi ini akan tetap terjadi dan mereka harus bersiap untuk setiap perubahan. Masyarakat disarankan untuk tidak menyentuh hewan liar yang mati atau sakit dan melaporkan hal ini ke otoritas lokal dan nasional. WHO merekomendasikan penguatan pengawasan di lingkungan di mana manusia dan hewan berinteraksi dan terus menjalin hubungan dengan produsen untuk memastikan pasokan vaksin dan antivirus tersedia jika diperlukan.
Pemantauan dan penguatan pengawasan sangat penting untuk mencegah penyebaran flu burung ke manusia. Namun, WHO juga mengingatkan bahwa manusia harus berhati-hati dalam berinteraksi dengan hewan dan memahami bahwa virus flu burung pertama kali terdeteksi pada unggas dan burung liar. Lebih lanjut, WHO juga menyarankan untuk mematuhi prosedur kesehatan dan hygienis yang baik untuk meminimalisir risiko infeksi virus apa pun.