Dua milenial lalu, Virgil si penyair Romawi menulis, “kekayaan terbesar adalah kesehatan.” Ungkapan itu tentu saja bukan sekadar kalimat sastrawi, tetapi menyiratkan nalar yang terang benderang tentang pentingnya kesehatan bagi insan. Artikel ini menjana dan mematri itu dalam konteks kekinian ranah pengobatan tradisional (traditional medicine).
Pengertian pengobatan tradisional sejatinya beragam. Namun garis batasnya bisa diacu dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa pengobatan tradisional adalah semua pengetahuan, keterampilan dan praktik-praktik yang berlandaskan pada teori-teori, keyakinan dan pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik yang bisa dijelaskan atau tidak dan digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta untuk pencegahan.
Sedangkan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kesehatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris (berdasarkan pengalaman) yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Sejarah Klasik Pengobatan Tradisional
Berjarak tiga milenial dari era ketika Virgil hidup atau sekitar lima ribu tahun yang lalu, praktik pengobatan tradisional tertulis apik dapat ditelusuri dari Papirus Ebers, sekitar 1552 sebelum Masehi.
Papirus asal Mesir ini diyakini sebagai dokumen medis tertua di dunia. Panjangnya sekitar 20,23 m dengan lebar 30 cm. Artefak penting itu ditemukan sekitar tahun 1862 dan dibeli oleh Georg Ebers di Luxor, Thebes pada tahun 1873. Ebers sendiri adalah peneliti Mesir kuno di Universitas Leipzig, Jerman. Papirus Ebers kini menjadi bagian dari koleksi perpustakaan kampus itu.
Papirus itu berisi catatan pengobatan Mesir terlengkap sejauh ini. Di dalamnya tercatat 700 ‘formula ajaib’ dan obat tradisional untuk menyembuhkan beragam penyakit, mulai dari gigitan buaya hingga sakit kuku kaki, termasuk untuk membersihkan rumah dari hama seperti lalat, tikus dan kalajengking.
Bahkan ada bagian khusus tentang penyakit usus, helminthiasis, oftalmologi, dermatologi, ginekologi, kebidanan, diagnosis kehamilan, kontrasepsi, kedokteran gigi, dan perawatan bedah abses, tumor, patah tulang dan luka bakar.
Tidak itu saja, ada catatan yang sangat akurat tentang sistem peredaran darah, letak pembuluh darah di seluruh tubuh dan fungsi jantung sebagai pemasok darah. Bagian itu dikaitkan dengan cara menangani kelahiran, diabetes melitus, trachoma, cacing tambang dan filariasis, serta bentuk radang sendi. Ada pula catatan pendek yang terkait kejiwaan parah atau yang kini kita kenal sebagai depresi.
Walaupun diyakini asli ditulis oleh orang Mesir pada sekitar tahun 1552 sebelum Masehi, dokumen kuno itu diyakini merupakan salinan dari kita-kitab Thoth yang usianya jauh lebih kuno, yakni sekitar 3000 sebelum Masehi, juga di Mesir. Kitab itu bernada magis dan spiritual, karena diyakini ditulis langsung oleh Dewa Thoth.
Di titik pendek ini kita dapat menyimpulkan, pemahaman manusia tentang kesehatan dan pengobatan selaras dengan cara mereka melihat raga dalam relasi mereka dengan alam, manusia lain dan roh.
Catatan lain tentang pengobatan tradisional juga dapat ditelusuri dari Perjanjian Lama yang menyebutkan penggunaan dan budidaya tanaman herbal, yang disebut dengan Kashrut dalam tradisi Yahudi.
Sedangkan dalam tradisi India kuno dapat ditemukan dalam Ayurveda. Di dalamnya dijelaskan manfaat beragam jenis herbal dan mineral. Ahli herbal India kuno terkemuka seperti Charaka dan Sushruta adalah penulis utama Ayurveda selama milenium pertama sebelum Masehi.
Dari Timur ada buku herbal pertama asal Tiongkok, yakni Shennong Bencao Jing, disusun di era Dinasti Han (206 SM–220 M). Namun catatan aslinya diyakini berasal dari masa yang jauh lebih kuno. Ada pula Yaoxing Lun (risalah sifat obat herbal) di era Dinasti Tang (618-907 M).
Di wilayah Bumi Barat di Yunani kuno dikenal pengetahuan herbal yang disusun oleh Pythagoras dan para pengikutnya, seperti Hippocrates, Aristoteles, Theophrastus, Dioscorides dan Galen.
Bertetangga dengan Yunani, di Romawi ada catatan penting yang berperan penting pada perkembangan teori Kedokteran Eropa, yakni Elder’s Natural History dan Celsus’s De Medicina. Buku kedua ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, seperti Turki, Arab dan Ibrani dan ditambahkan ke dalamnya selama berabad-abad.
Pengobatan tradisional sejatinya adalah dasar dari pengobatan modern saat ini, yang berasas pada kebiasaan, adat dan diturunkan dari generasi ke generasi. Melalui pengalaman dan pengamatan, sejarahnya tetap menjadi acuan kekinian pengobatan tradisional di semua negara. [ys]