Diabetes termasuk salah satu penyakit mematikan yang banyak diderita oleh masyarakat Indonesia. Terbukti, pada tahun 2021 International Diabetes Federation (IDF) mengatakan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia telah mencapai angka 19,47 juta jiwa dan diproyeksikan terus bertambah hingga 28,57 pada tahun 2045 nanti.
Penyakit diabetes bisa menyebabkan komplikasi, salah satunya adalah penyakit Neuropati diabetik yang akan menyerang sistem saraf penderita diabetes. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan, tetapi berbagai upaya penanganan yang tepat bisa mengatasi gejala yang timbul pada pengidapnya. Beberapa gejala tersebut adalah sebagai berikut:
- Mononeuropati, gejala ini akan memberikan efek sakit di bagian belakang mata, kesulitan fokus, penglihatan ganda, lumpuh pada sebagian sisi wajah, nyeri tulang kering, kaki, panggul, punggung bagian bawah, paha depan, dada, atau perut.
- Neuropati otonom, yaitu kerusakan sistem saraf yang mengatur pencernaan, saluran kemih, genital, dan sistem pembuluh darah. Gejala yang ditimbulkan meliputi kembung, diare, sembelit, muntah, nyeri di bagian ulu hati, detak jantung meningkat, darah rendah, pandangan menjadi gelap, kembung, dan juga kesulitan mengosongkan kandung kemih.
- Diabetic amyotrophy, yaitu kondisi yang menyerang saraf pada bagian pinggul, bokong, paha, atau tungkai. Gejala yang ditimbulkan meliputi sulit bangun dari posisi duduk, perut bengkak, dan juga nyeri hebat pada bagian pinggang, paha, atau bokong.
- Neuropati perifer, merupakan salah satu gejala neuropati yang paling banyak dialami. Para penderita akan mengalami kerusakan pada sistem saraf perifer, terutama pada tungkai dan kaki. Gejalanya meliputi kram atau nyeri, refleks berkurang, kebas, otot lemah, kehilangan keseimbangan dan koordinasi, serta kesemutan pada kaki bagian bawah.
Jika menyerang bagian kaki, berbagai kerusakan yang dibawa oleh diabetes juga bisa membuat para penderita harus diamputasi kakinya.
Kerusakan saraf yang terjadi akan membuat sensasi rasa sakit pada penderita diabetes berkurang sehingga kaki mereka dapat terluka atau terpotong tanpa disadari oleh penderitanya.
Selain itu, diabetes juga bisa mempersempit pembuluh arteri sehingga aliran darah ke bagian kaki menjadi berkurang. Alhasil, nutrisi pada jaringan kaki juga tidak maksimal sehingga luka yang ada menjadi sulit untuk disembuhkan.
Berbagai komplikasi yang sudah disebutkan di atas biasanya terjadi pada penderita yang diabetesnya sudah tidak terkontrol. Kondisi tersebut menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lemah, sehingga tidak bisa memberi asupan oksigen dan gizi pada saraf. Alhasil, kerusakan sel saraf tidak bisa lagi dihindari.
Untuk mencegah munculnya komplikasi pada penyakit diabetes, penderita harus mendapatkan pengawasan medis yang tepat dan rutin menjalani perawatan agar gejala yang timbul bisa dikurangi secara maksimal.
Lebih jauh dari itu, untuk yang tidak terserang penyakit diabetes juga harus bisa mengontrol pola makan dan gaya hidup secara ketat dari jauh-jauh hari. Biasakan makan dari bahan makanan alami yang diolah sendiri untuk menghindari berbagai risiko kontaminasi maupun campuran bahan kimia yang tidak baik untuk tubuh.[ms]
Referensi:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/24/jumlah-penderita-diabetes-di-indonesia-diproyeksikan-capai-2857-juta-pada-2045
https://p2ptm.kemkes.go.id/post/lindungi-keluarga-dari-diabetes#:~:text=Di%20Indonesia%2C%20prevalensi%20diabetes%20di,diabetesi%20sebanyak%2010%2C3%20juta
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/3/pada-kaki-diabetes-berpotensi-menyebabkan-kerusakan-saraf-dan-mengurangi-aliran-darah
https://www.halodoc.com/artikel/diabetes-tak-terkontrol-sebabkan-neuropati-diabetik-ini-alasannya